Pages

Saturday, May 28, 2011

Perlunya Pemerataan Pendidikan di Indonesia

Globalisasi melingkup berbagai bidang seperti ekonomi, politik, pendidikan, dll. Dalam bidang pendidikan manfaat globalisasi sangatlah banyak seperti kita dapat sekolah di luar negeri atau sekedar pertukaran pelajar, sekolah dan perguruan tinggi negara lain bisa mendirikan lembaga pendidikan di Indonesia, beberapa sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia pun tak sedikit yang sudah menggunakan kurikulum Internasional.

Namun sayangnya, mengapa semua hal yang berkaitan dengan globalisasi dalam bidang pendidikan selalu saja masih terlalu susah untuk diraih oleh berbagai kalangan pelajar di Indonesia? Maksud saya, tidak semua kalangan dapat menikmati kemajuan di bidang pendidikan dalam hal globalisasi. 
Saya sebagai salah satu pihak yang setuju akan tindakan pemerintah untuk membuat pendidikan Indonesia maju dan bertaraf Internasional dengan cara mengirimkan para pelajar Indonesia untuk pertukaran pelajar di luar negeri, sebagian sekolah termasuk sekolah saya menyediakan tes untuk syarat kelulusan Internasional yaitu Ujian A-Level melalui kurikulum Cambridge dan masih banyak lagi. Tetapi, sebagian besar dari kemajuan itu justru tidak dapat dinikmati oleh semua kalangan, hanya kalangan atas lah yang sanggup menikmati kemajuan itu semua. Apakah hal tersebut masih bisa disebut sebagai kemajuan pendidikan?
Sebagai contoh, untuk mengambil satu mata ujian A-Level di sekolah saya, setiap siswa harus mengeluarkan biaya sebesar 35 Pondsterling. 
Sememntara di ibukota sana sudah bertebaran para pelajar dengan sekolah bertaraf Internasional, tetapi lihatlah dipelosok Papua. akses untuk ke sekolah pun susah, boro-boro mau bertaraf Internasional. Ironis memang! Seolah-olah negeri ini, ingin sekali maju, tetapi cara yang diambil tidaklah menguntungkan bagi semua rakyatnya. Terlihat sekali kurangnya pemerataan pendidikan di Indonesia. Yang Pintar ya kumpul yang pintar, ya kaya yang kumpul dengan yang kaya. kalau begitu kapan negara kita akan memiliki SDM yang maju dan merata diseluruh Indonesia? 

Mungkin kita kembali harus belajar dari negara lain. Jerman!



Sistem pendidikan di Jerman berbeda sekali dengan pendidikan di Indonesia. Titik berat pendidikan disana adalah : Bagaimana menciptakan pendidikan yang merata di seluruh wilayah di Jerman, bukan terhadap puncak-puncak penghasilan yang diraih oleh siswa didiknya.

Di Jerman, terdapat dua jenjang pendidikan , yaitu Pra Perguruan Tinggi (normalnya 13 tahun) dan Perguruan Tinggi.Para siswa yang berminat melanjutkan ke perguruan tinggi akan mendapatkan ijazah yang dikenal sebagai 'Abitur' dari pendidikan sebelumnya.
Setelah mendapatkan Abitur, siswa dapat langsung mendaftarkan diri ke Perguruan Tinggi (PT) yang dituju. Tidak perlu sistem Undangan maupun SNMPTN, para siswa tidak perlu Tes jika ingin masuk PT, karena nilai dilihat dari Abitur masing-masing. Hal tersebut bisa dilakukan karena pendidikan diseluruh jerman mulai dari dasar maupun tinggi memiliki kualitas yang bisa dikatakan sama.
Nah, untuk menjamin pemerataan pendidikan, pemerintah sudah menunjuk sekolah untuk tiap anak di Jerman sesuai dengan daerah tempat tinggalnya, apabila ingin bersekolah di luar wilayah yang telah ditunjuk pemerintah untuknya, maka orangtuanya wajib membuat permintaan khusus beserta alasan-alasannya.
Pemerintah pun menyediakan fasilitas-fasilitas yang merata di semua sekolah di Jerman,
jadi ya pendidikan disana merata dari kota hingga pelosok, tidak seperti negeri ini.
Bagaimana? Luar biasa bukan?

Jadi, mau sampai kapan kita termakan sistem pendidikan seperti ini? Indonesia harus berani untuk membuat perubahan agar terciptanya pendidikan yang merata di seluruh tanah air!

INSPIRATIONAL BLOG!

dear ANTeladan, Thank you for the award :)

we'd like to be better and better again :) thank you all!
Wednesday, May 25, 2011

Kuntul Baris


One World One Nation. Itulah globalisasi. Dengan menyempitnya jarak suatu negara, hampir semua budaya bercampur baur di seluruh dunia.
 Sebenarnya saya tidak setuju dengan ini.
Saya menyukai globalisasi. Tetapi untuk nasionalisme, ya sendiri-sendiri saja. Apalagi negara saya memakai ideologi pancasila. Sedangkan negara lain tidak memakai ideologi ini. Bisa jadi nilai-nilainya akan jauh berbeda dengan nasionalsisme Indonesia.
Ngomong-ngomong, saya pernah membaca buku kalau salah satu dampak negatif globalisasi adalah berkembangnya sifat individualisme seseorang sehingga budaya gotong royong menjadi semakin tersingkir.

Tapi saya cukup terharu saat warga Yogyakarta masih bersatu untuk membela yogyakarta agar tetap istimewa. Seperti lirik lagu Jogja Istimewa yang membuming karena lagunya cocok sekali untuk situasi saat itu.

Holopis kuntul baris holopis kuntul baris (3x)

Jogja.. Jogja.. tetap istimewa…
Istimewa negerinya… istimewa orangnya…
Jogja.. Jogja.. tetap istimewa..
Jogja istimewa untuk Indonesia… (2x)

Rungokno iki gatra seko Ngayogyakarta
Negeri paling penak rasane koyo swargo
Ora peduli dunyo dadi neroko
Ning kene tansah edi peni lan mardiko

Tanah lahirkan Tahta, Tahta untuk Rakyat
Di mana rajanya bersemi di kalbu rakyat
Demikianlah singgasana bermartabat
Berdiri kokoh untuk mengayomi rakyat

Memayu hayuning bawono
Seko jaman perjuangan nganti merdeko
Jogja istimewa bukan hanya daerahnya
Tapi juga karena orang-orangnya

Tambur wis ditabuh suling wis muni
Holopis kuntul baris ayo dadi siji
Bareng poro prajurit lan senopati
Mukti utawa mati manunggal kawulo gusti

Menyerang tanpa pasukan
Menang tanpa merendahkan
Kesaktian tanpa ajian
Kekayaan tanpa kemewahan

Tenang bagai ombak gemuruh laksana merapi
Tradisi hidup di tengah modernisasi
Rakyatnya njajah deso milang kori
Nyebarake seni lan budhi pekerti

Elingo sabdane Sri Sultan Hamengku Buwono Kaping IX
Sak duwur-duwure sinau kudune dewe tetep wong Jowo
Diumpamake kacang kang ora ninggalke lanjaran
Marang bumi sing nglahirake dewetansah kelingan

Ing ngarso sung tulodo
Ing madya mangun karso
Tut wuri handayani
Holopis kuntul baris ayo dadi siji

Sepi ing pamrih rame ing nggawe
Sejarah ning kene wis mbuktikake
Jogja istimewa bukan hanya tuk dirinya
Jogja istimewa untuk Indonesia


Saya membaca salah satu artikel di http://bambangpriantono.multiply.com/reviews/item/181

Holopis kuntul baris’ adalah ungkapan yang pernah dilontarkan Bung Karno untuk menyemangati bangsa Indonesia agar bergotong royong. Maksud ungkapan itu sendiri adalah bekerjasama untuk menangani hal besar, karena dengan cara begitu, masalah apapun pasti terselesaikan.

Tapi, ternyata kalimat ‘holopis kuntul baris’ ini berasal dari bahasa Belanda. Ceritanya begini, konon pada abad ke-16 atau 17, kapal milik VOC berlabuh di Tuban dan pada saat bongkar muatan, salah satu awak kapalnya berteriak “HELP, IETS ONTILBAARS” (Tolong, ada barang yang tidak terangkat!) , dan satu kapal saling bantu untuk mengangkat barang yang terlupa tadi.

Nah, orang Jawa yang mendengar kalimat itu dan melihat kelakuan para ABK VOC ini memelesetkan kalimat tersebut, karena lidah Jawa yang terkenal kaku hingga menjadi ‘HOLOPIS KUNTUL BARIS’.





Alhamdulillah yogyakarta masih ada bau-bau nasionalisme. Semoga di wilayah lain juga masih ada.
Menjadi wilayah istimewa itu bukan berarti kami suka berdiri sendiri. Kami kan tetap wilayah Indonesia tanah air tercinta


Good Quality Person

I don't blame people who choose import product. We live to find the best. I thank that globalization was born. Because it can be denied that life quality is better when we utilize globalization in the right way.
So, don't keep to blame government that keep entering import product. It can be better if we repair ourselves first.
Then we will be 'good quality person' in order to not lose to the other's quality. Because in this era, quality is gold.
I don't blame people who prefer to buy Japan electronic tools than Indonesian electronic tools. I love 'TIMNAS', national football group in my country. But if I was asked to choose whether timnas or Intermilan from quality side, I choose Intermilan. Why? Because the football quality of them were amazing. The mistake of Indonesian people when play football is they look so patient. I don't know what the fact they thought but  when I see their action in television, their enemy get goals easily. Why?
It's like actually honoring 'unggah-ungguh' . But unfortunately, this 'unggah-ungguh' was taken in wrong place.
It's like they told 'Mangga' when the enemy close to their goalpost.
Ja, so then, they often to get lose. One day I ever heard Mr. President told that Indonesian football team keep to act like this, even until 'Lebaran Kuda' Indonesian can't move. Indonesian can't win. And then it's added with hurly-burly which happened in the PSSI.
Hhhh...If we always see the news on television, why don't the good news exist in everywhere? Everyday is problem.

Anak Gaul

Mau tahu gimana sih ciri-ciri anak gaul jaman sekarang? Simak ya, siapa tahu bisa jadi bahan koreksi gayamu...(jangan sampai deh!). Kita kasih deh tips-tips jitunya...Yuk mariiiii...

1. Baju 70'an berjaya lagi

Back to 70's

Baju emakmu tu!

Bongkar lemari emakmu dan temukan baju-baju semacam itu. Itung-itung ngirit, buat beli pulsa! Fashion kita berputar melawan arah jarum jam! Tolong digarisbawahi ya..Jadi keinget Dian Pishesa

2. Booming Kacamata Jumbo


Kacamata jumbo - Dochi poeeenyaaa



Aji Idol. The Exception
Selamat tinggal kacamata Pasha. Ganti kacamatamu dengan kacamata jumbo. Paling tidak itu akan membuat look smarter and artistic. Nyaingin Riri Riza dan Aji Idol paling nggak. Emang kamu minus berapa?

3. Kemana-mana pake FIXIE!!!

Sepeda bukan lagi menjadi lambang kemelaratan. Pesepeda menjamur di jalan, entah sekedar trend atau untuk nyelamatin bumi? Kamu coba aja tu ngikut komunitasnya, hitung-hitung amal menyembuhkan paru-paru bumi sambil cari kecengan baru... :)

4. Fotogenik!



Angle terbaik, pose terbaik! Maut! Standarnya seperti contoh di atas..Hahahahaha
#p.s: maaf foto disamarkan.


 5. Always update status, pagi, sore, siang, malam, balik shubuh lagi...wekkkkk

Pagi, siang, sore, malem update status melulu. menunggu someone menghadiahkan paling tidak like, syukur-syukur komentar. Lagi mbantuin bokap nyolong mangga di rumah tetangga!


 6. Pake' nama orang satu desa buat akun facebook - kadang-kadang malah berpuisi

For example : Liiarizkyruhiana Fhemmcrewett Asthraff (bahasa apaan tuh? bener bapak ibuknya ngasih nama si anak serumit itu?), Senjjaa Nduuth Celallutercakitiikar (lebih puitis daripada Shakespere).


7. HP-ku oksigenku

HP, teman setiaku!


Dimana-mana orang senam jari. Berbanding terbalik dengan Jepang, negeri pencipta HP yang orang-orangnya justru lebih setia kepada buku.

8. Nongkrong di TV



DAHSYAT!


Kalau sering bolos sekolah pasti tahu acara ini. Sekaya apa sih, sampai hostnya berjubel, bintang tamunya segudang? Hehehehehe...terkagum-kagum sapa daya ingat para penontonnya, hampir hafal semua lagu baru, daari Armada sampai hijau Daun! Apalagi tarian kompaknya, ambooooiiiiii!


Jangan khawatir, perjuanganmu untuk menjadi manusia modern tak akan sia-sia. Setelah melakukan tips-tips di atas kamu bakl dianugerahi dengan gelar paling yahuudd abad ini 






Source :
1.bp.blogspot.com
remajamillenium.blogdetik.com
1815.photobucket.com
far15.wordpress.com
1.bp.blogspot.com
4.bp.blogspot.com
koranbaru.com
citizenimages.kompas.com
fashioncewek.info
http://img713.imageshack.us/img713/5508/img1694y.jpg






Quote of the Day

Let's face the globalization with strong character. We don't find 'strong character' but we must build 'strong character'
we can do it!

http://1.bp.blogspot.com

Mengapa sifat ini tidak ikut mengglobal?

Di luar negeri, mereka mengantri berjam-jam dengan sabar
scifi-
Dan yang mereka cari adalah "BUKU"

Ada yang bilang Indonesia adalah bangsa laler (jawa: lalat). Karena kalau ada sesuatu yang terjadi, pasti kerjaannya ngerubung. Bukan mengantri.

blog.unila.ac.id
Pernah sih mereka mengatri, tapi yang mereka cari bukan "BUKU". Bukan jendela dunia. Bukan sumber ilmu. Tapi "TIKET JUSTIN BIEBER"
3.bp.blogspot.com
Tiap hari saya berangkat ke sekolah naik bus. Saya perhatikan semua yang ada di bus ternyata sibuk bermain "HANDPHONE".
2.bp.blogspot.com
Sedangkan di Jepang, di negara pembuat "HANDPHONE", menghabiskan waktu di bus dengan baca "BUKU".
rumahdzaky.files.wordpress.com
Ah, tapi saya ingat. Salah satu budaya yang berhasil mengglobal di Indonesia, terutama di kalangan remaja, yaitu budaya "PACARAN".
rob13y.files.wordpress.com
Padahal di Singapura, saya dengar kalau ketahuan "PACARAN" di sekolah, pihak laki-laki akan didera. Karena mereka berpikir berpacaran di masa sekolah akan menghambat daya belajar dan berkembang seorang remaja sehingga sumber daya manusia tidak berkualitas.

Kadang memang beberapa budaya berhasil mengglobal di Indonesia. Sayangnya, beberapa budaya yang bagus justru ikut-ikut berubah.
Dulu ada Dubes Inggris yang heran melihat rumah Haji Agus Salim yang biasa saja.
Dubes       : Beginikah cara bangsa Anda menghormati pimpinan jenius seperti Anda?
Agus Salim: Bukan begitu. Tapi inilah cara saya menghayati kehidupan rakyat saya sekarang

Sekarang, kalau misal Dubes Inggris datang lagi kemari, melihat rumah-rumah petinggi Negara yang bagus-bagus itu.
Dubes       : Rumah Anda mewah sekali ya?
Agus Zalim: Ya, inilah cara bangsa saya menghormati saya
Tidak. Tentu saja tidak. Kami jelas tidak menghormatinya. Tidak dengan orang yang mencuri uang negara dan menerima suap sehingga hukum keadilan menjadi tidak adil lagi.

#Ngomong-ngomong, maaf saya sering berbicara tentang Singapura. Bukannya saya tidak mencintai Indonesia. Saya sangat mencintai tanah air ini. Tentu saja.
Tapi saya kagum dengan rencana mereka mengubah negara kumuh menjadi negara yang hebat. Negara saya tidak kumuh, negara saya negara yang sedang berkembang. Hanya saja kadang ada yang menghambat pertumbuhan negara saya.
Tuesday, May 24, 2011

Catatan Kecil

                Saat itu saya dan kakak saya tengah melintas di jantung kota Jogja – Jl. Malioboro – jalur searah yang dipadati kendaraan bermotor, pedagang kaki lima, parkiran, dan pejalan kaki setiap malam minggu. Motor kami terjebak di antara ratusan mesin-mesin berderu. Saking padatnya kendaraan merayap perlahan-lahan seperti barisan kura-kura bercangkang fosfor jika dilihat dari atas . Meskipun akhir-akhir ini kawasan Malioboro dianggap sedang menjajaki “masa manulanya” sebagai primadona pariwisata bagi wisatawan khususnya wisatawan domestik yang mengagungkan malam minggu, kondisi lalu lintas di sana ternyata tetaplah penuh sesak. Butuh kesabaran ekstra untuk mencapai kawasan depan Gedung Negara. Dan semua keriuhan yang didominasi muda-mudi tersebut berpusat di beberapa titik seperti Malioboro Mall, Monumen Serangan Umum 1 Maret, depan Gedung Negara, dan tenda-tenda kaki lima. Gadis-gadis tampil trendi dengan fashion masa kini, celana pensil, T-Shirt ketat, cardigan lemas yang kadang-kadang terlihat lebih murung daripada serbet meja makan, dan sepatu yang ujungnya runcing – mengingatkanku pada sepatu Om Jin dalam sinetron lawas Jin dan Jun. Sedangkan para lelaki – boys tak kalah trendinya, waktu itu SM*SH belum ada, jadi saya sebut saja outfit mereka berkiblat pada casual style a la Giring Nidji mungkin.
Ramenya Jl.Malioboro

Kaki mulai menemani ban membelah aspal, kami berada hampir di depan Malioboro Mall yang berdenyut dengan anggun di balik pesona lampu warna gadingnya. Searah dengan arus lalu lintas, seorang lelaki tua – saya berani berkata sangat tua bertelanjang dada, hanya celana pendek menutup sampai beberapa senti di atas lutut, tanpa alas kaki lagi, ia tengah memikul dagangannya, sandal teklek, alas kaki tempo dulu yang popularitasnya kini kalah telak oleh sandal plastik buatan China. Teklek terbuat dari kayu yang dibentuk sedemikian rupa, tak jarang diukir motif di atasnya, selopnya terbuat dari kulit yang ditempelkan dengan paku mungil ke badan kayu. Saya iba melihatnya, iba karena harus menyadari kakek tersebut seakan-akan hanya akan mengantongi sepersen harapan dari total seratus yang ia genggam dari rumah. Tuhan memang Maha Adil dalam menakar rezeki manusia, tapi saya sebagai manusia berpandangan bahwa nama teklek telah terhapus dari memori manusia beserta kesederhanaannya. Dan kakek tersebut yang jalannya perlahan, ia tidak seharusnya memilih teklek-teklek itu sebagai partner bisnisnya. Entah. Terlepas dari perasaan iba itu, saya mengalihkan perhatian pada teklek itu sendiri. Manusia masa kini memuja kepraktisan dan efisiensi – apapun lah yang melancarkan mobilitas mereka (mungkin beberapa orang pernah mendengar pepatah the higher you are the less you carry). Dibandingkan dengan sandal plastik buatan pabrik, teklek bisa dibilang kurang nyaman bila dipakai, suaranya yang menyentak-nyentak dan tebal alasnya yang membuat pergelangan kaki harus bekerja lebih ekstra tidak cocok dipakai manusia masa kini.  Pilih mana, lari-lari mengejar busway dengan teklek atau sepatu kets?
Teklek-teklek bersatu melawan kapitalisme!
Satu lagi benda yang masuk dalam kategori langka abad ini. Sejenis mainan murah, lebih murah dari seperangkat alat masak para kurcaci dan glitter glue, terbuat dari berbagai macam bahan ; plastik 1 kg, lilin yang dibentuk menyerupai bebek, dan air yang diwarna menggunakan teres (pewarna kain) – di situ bebeknya akan mengapung-apung di dalam plastik. Di berbagai tempat mungkin mainan ini dinamai dengan nama yang berbeda-beda, di tempat saya kami biasanya menyebutnya dengan bebek-bebekan. Unsur mencerdaskannya memang kurang banyak, bocah hanya membawanya sambil berlarian atau memandanginya dengan kekaguman sambil disuapi sang ibu. Temannya bebek-bebekan ­adalah Apollo, mengapa dinamai demikian? Karena bentuknya tabung panjang seperti pesawat luar angkasa Apollo. Berbeda dengan bebek-bebekan, Apollo sedikit lebih mencerdaskan. Jadi, di dalam plastik yang telah diisi air dimasukkan sumbat sebesar diameter tabung plastik. Jika Apollo dibolak-balik maka sumbat tersebut akan naik turun seperti elevator. Dulu ibu saya sering melarang saya membeli Apollo dan bebek-bebekan alasannya karena pedagangnya yang wajahnya seperti Pak Tile mengambil airnya dari kalen atau comberan. Entah berapa tahun lamanya saya tidak melihat lagi box mainan tradisonal itu diiringi suara othok-othok dan ­suit suit untuk menarik pembeli keliling kampung. Bisa jadi pedagangnya yang sudah tiada atau mainan macam itu memang tak lagi bersua.
So,inilah yang disebut dengan kejamnya zaman. Di satu sisi menyakitkan, di sisi lain inilah yang dinamakan pertumbuhan – karena pertumbuhan adalah cirri adanya kehidupan, peradaban manusia, makhluk tanpa rasa puas.





Source :

Compass Of Life

                A short conversation between a worker boy and an old man from the other century. The old man confessed that he is a time traveler. He claimed that he has sixteen lobus of brain. So he could remember and memorized every quote from so many great men.
“Sir, what do you think about human in this era?”        
                Man is born free, and everywhere he is in chains. Jacques Rousseau said.”
                “Why?”
                “Because Man is the only animal which can cause pain to the others without any further purpose than just cause it. Arthur Schopenhauer said that, Boy.”
                “I can see the chains. They fettered all the people. So, who’s the real monster in this era?”
                “Like Abraham Lincoln said, These Capitalist generally act harmoniously, and in concert, to fleece the people.”
                “So, can you suggest us, what should we do?”
                “Karl Marx had suggested you, the workers have nothing to lose but their chains. They have a world to gain. Workers of the world, unite!
                “This is a nationhood, Why there is still poverty?”
                “I don’t know who said this, Liberty is always unfinished business, right? So, just tending to follow Theodore Roosevelt , Do what you can, with what you have, where you are.
                “The world rolls on so fast. It never wait us even to take a deep breath only a minute. I heard some people screamed GLOBALIZATION.”
                The world rolls on, time press, ten thousand years are too long! Seize the day! Seize the hour!, Mao Zedong said that.”
                “And I saw so many companies went bankrupt. It is possible to reach an everlasting glory now. There are so many cut throat competition right?”
                “You’re right. Thomas Kempis said, O how quickly the glory of the world passes away – it’s for the loser. The other side To become a great man it is necessary to be a great rascal, said Guillaume Dubois.”
                “Sir, I’m sad of people who have an idea but they can’t reach their success compared with lucky people.”
                Great thoughts reduced to practice become great acts, said William Hazzlit. That’s the reality, Boy. And like Harold Nicholson said, We are inclined to judge ourselves by our ideas, other by our acts. You have to concern it.”

The End

Mainan Abad Ini

            Berterimakasihlah wahai penikmat musik Rock kepada Red Octane dan Harmonix Music System yang berhasil mensenyawakan unsur musik dengan unsur teknologi games masa kini yang pada tahun 2005 terlahir dengan nama Guitar Hero. Lewat tentakel-tentakel ajaib Activision, games bergenre rhytm games  ini berhasil didistribusikan ke berbagai penjuru dunia. Sampai saat ini penjualan Guitar Hero menembus angka 25 juta kopi – jumlah yang sungguh luar biasa, bukan?
            Sebenarnya apa hebatnya sih Guitar Hero? Kok bisa sebegitu berpengaruhnya sampai-sampai sebuah situs, 1UP.com, mendaulatnya sebagai The Most Influential Product in The First Decade of The 21st Century? Atau mungkin seberapa bombastisnya sampai-sampai teman lugumu yang mengancingkan kancing paling atas bajunya dan selalu sarapan ditemani alunan Vivaldi rela mengabdikan dirinya kepada begundal bernama Rock N’ Roll?
            Cara memainkan Guitar Hero tidaklah sulit, kamu tidak perlu menjadi terlalu cerdas atau menajamkan instingmu. Sugesti pertama yang akan kutekankan padamu agar kamu sukses menaklukan serangan para color buttons adalah dengarkan, nikmati, konsentrasi, dan yang terakhir cintailah Rock N’ Roll meski hanya seujung kuku hitammu – karena jangan harap kamu bisa menemukan lagu-lagu Backstreet Boys di dalamnya, itu agak konyol!  Jika kamu pernah memainkan Dancing Game di Timezone tentunya kamu tidak asing dengan visual Guitar Hero. Jadi tataplah layar dan perhatikan piring-piring terbang kecil berwarna-warni – istilahnya gems yang berlarian di atas note travel, seiring lagu berjalan kamu harus membidik dengan akurasi yang tepat saat gems mencapai area bottom (agak ribet kalau dijelaskan tanpa praktek – seperti belajar Visual Basic 6.0, jadi lebih baik kita langsung eksekusi saja ya!), bertindak sebagai gamepad adalah sebuah Gibson SG mungil jadi-jadian. Keren kan? Apalagi kamu bisa memilih dewa-dewa rock ternama sebagai karakter yang kamu mainkan. Di Guitar Hero World Tour kamu bisa meminang Jimi Hendrix, Billy Corgan, Hayley Williams, Zakk Wylde, Ted Nugent, Travis Barker, Sting, dan Ozzy Osbourne. Sedangkan Guitar Hero 5 menghadirkan Johnny Cash, Matt Bellamy, Carlos Santana, Kurt Cobain dan Shirley Manson sebagai karakter pilihanmu. Bagi kamu yang maniak dengan lagu-lagu rock tempo dulu game ini bagaikan zat adiktif yang siap membawamu melayang, seakan-akan Woodstock 1969 dihadirkan kembali di depan matamu. Kamu juga bisa memilih gitar-gitar kesukaanmu untuk menemanimu naik ke atas panggung dan mengguncang penonton.
            Bicara soal sensasi, ketika kamu memainkannya, tentunya dengan leher Gibson SG mini di tangan kirimu (jika kamu tidak kidal seperti Paul McCartney), kamu akan merasakan sensasi terindah sepanjang jam terbangmu bermain gitar, khusus untuk kamu yang memang belum bisa bermain gitar, Guitar Hero adalah obat peredam kerendahdirianmu! Bayangkan saja dalam sekejap kita yang tak tahu apa-apa bahkan mungkin baru bisa mengeja kunci B minor tiba-tiba bisa memainkan full melodi serumit lagu Dragon Force, Through The Fire and Flame (ini akan kamu jumpai di final song Guitar Hero 3  The Legend Of Rock).

Gamepad nya bos! Keren to?
 Travel note dan gemsnya. Mbaknya cantik ya!
Ada lagi, adrenalinmu akan terpacu, kamu mungkin akan menggila bersama efek distorsi yang sangat membanggakan saat kamu battle dengan Slash atau Tom Morello dan kamu berhasil menampar wajah mereka satu persatu dengan permainan cantik pada button fret-mu. Battle itu seperti apa? Begini, nanti kamu akan berdri satu panggung dengan lawanmu, kemudian kalian secara bergantian akan saling memperagakan teknik andalan. Yah, seperti battle dance itu lho. Saat lawanmu main kamu bisa menganggunya dengan jurus-jurus tertentu supaya not-notnya meleset. Asyik kan?
Suasana battle yang menegangkan!
 Perasaan yang paling membanggakan selama bermain games ini adalah ketika penonton-penonton kita bersorak encore atau bermain ulang. Encore bisa didapat apabila kita mencapai skor maksimal – hampir sempurna, untuk bisa mendapatkan encore faktor dari hati ke hati dengan lagu memegang peranan penting lho, buktinya aku tidak mampu melibas lagu Black Magic Woman secantik aku menaklukan Through The Fire and Flame di lagu terakhir - padahal jelas-jelas lagunya tiga kali lipat lebih sulit.
            Buat kamu yang kurang suka lagu-lagu manca ada alternatif kok, mainkan saja Guitar Hero Indonesia. Di sana kamu bisa bertemu dengan Andra and The Backbone, Superman Is Dead, God Bless, Iwan Fals dan beberapa grup rock tanah air lainnya (jangan harap tamu-tamu Dahsyat turut diundang ya!). Tapi menurutku yang versi Indonesia justru lebih sulit, serangan gems seperti chicken pox di sekujur tubuhmu. Bermain di tingkat easy saja sudah membuatmu butuh suapan Pocari Sweat, apalagi bermain di tingkat normal atau sulit. Berarti untuk memainkan Guitar Hero Indonesia prospeknya memang kurang cerah (hahaha).
            Ok, yang terakhir adalah dengarkan sugestiku (serius), buat kamu yang belum pernah mencobanya, wajib mencoba, buat kamu yang sudah pernah mencobanya,selamat melanjutkan petualanganmu! Dunia memang begini, terkadang adil kok, untunglah kita hidup di abad 21 yang seakan nyaris tak ada kata mustahil. Hari ini aku ingin menjadi Jimmy Hendrix, besok Matt Bellamy – bisa saja. Semua hal memang tidak melulu berdampak positif atau berdampak negatif, semua hal punya dua sisi. Mungkin di antara kita banyak yang memandang buruk saat mendengar kata playstation. Tapi itu tidak sepenuhnya benar, kembalikan lagi pada diri kita. Ibaratnya segelas air putih bisa meredakan dahagamu, tapi segalon air putih yang kamu tenggak sekaligus membuat orangtuamu harus merogoh kocek dalam-dalam saat nantinya kamu terkapar di ICU. Ya seperti itu, ambil positif-positifnya saja dari Guitar Hero, bisa meredakan stress saat kamu putus dengan pacarmu, meningkatkan kepercayaan dirimu, melatih konsentrasi karena ada unsur Rock dan speed, dan menambah wawasanmu tentang dunia permusikan cadas. But always remember ya kawan-kawan, bermainlah seminimal mungkin, bersenang-senanglah semaksimal mungkin.
Akhir kata, bilang pada dewa gitar di sekolahmu kalau kemarin kamu baru saja melahap One-nya Metalicca bulat-bulat tanpa miss satu nada pun.




Source


QUOTE OF THE DAY

The time I kill........




is KILLING ME!!!!
























(Quote ini lumayan cocok buat anak-anak muda Indonesia yang kenyang dengan budaya leyeh-leyeh dan ingin berubah untuk berjibaku melawan monster dua muka dan banyak maunya bernama Globalisasi) 



Source : http://browse.deviantart.com/?qh=&section=&q=killing+me#/d2b031z
             http://browse.deviantart.com/?qh=&section=&q=killing+time#/d199zzf
Sunday, May 22, 2011

Mainan-Mainan Tradisional yang Tergusur Zaman

1. Egrang
Nama lainnya adalah jangkungan, telah ditemukan beberapa ratus tahun yang lalu. Terbuat dari bambu. Egrang berjalan adalah egrang yang diperlengkapi dengan tangga sebagai tempat berdiri, atau tali pengikat untuk diikatkan ke kaki, untuk tujuan berjalan selama naik di atas ketinggian normal.











2.      Gasing
Gasing memiliki banyak nama tergantun penduduk daerah setempat menamakannya apa. Mainan ini disebut sebagai mainan tertua di dunia karena sering ditemukan di situs-situs arkeologi. Saat ini sudah amat jarang anak-anak kota memainkan permainan ini. Biasanya gasing dimainkan orang-orang pedalaman untuk merayakan hari-hari tertentu.








3.      Dakon atau congklak
Permainan dakon/congklak pada masa lalu sangat popular di Indonesia. Namun sekarang sangat jarang anak memainkannya. Kotak dakon biasanya terbuat dari kayu dan bijinya terbuat dari biji-biji tumbuhan atau cangkang kerang.










4.      Bekel
Bekel adalah permainan sederhana yang membutuhkan keluwesan gerakan motorik tersendiri. Jadi meskipun memainkannya dengan duduk, bisa jadi pemainnya sampai berkeringat. Permainan ini bisa dimainkan sendiri atau multiplayer. Terdiri dari bola bekel yang besarnya bisa dikepal tangan dan kecik yang terbuat dari kuningan.










5.      Dhingklik Oglak-Aglik
Permainan ini dimainkan oleh empat rupa. Sedemikian rupa empat orang tersebut saling menautkan kakinya (tubuh saling membelakangi) dan kemudian berputar, bertepuk tangan sambil menyanyikan lagu Dhingklik Oglak-Aglik. Membutuhkan keseimbangan yang stabil untuk memainkannya. Hati-hati lho, permainan penuh makna ini diklaim menjadi milik tetangga serumpun kita, siapa lagi kalau bukan Malaysia.

(sorry, no picture displayed)

Segini aja dulu ya, kapan-kapan nambah deh! Sambil berdoa, sambil bernotalgia. Di masa kecil pernah memaikan salah satunya.....Jadi teringat, sederhana tapi asyik. Sekarang pemandangan seperti itu sudah jarang apalagi di kota-kota besar. Anak kelas 2 SD aja bisa browsing di internet! Semoga tetangga sebelah nggak lagi asal comot kekayaan budaya negara kita. Amin!





Source :  
 
Copyright © Gula Jawa. All Rights Reserved.
Blogger Template designed by Simple Blogger Tutorials. Distributed by Blogger Templates