Pages

Thursday, May 19, 2011

Ilham dari Tuan Yorke


            Berkenalan dengan Radiohead sekitar tahun 2009 lewat sebuah CD bajakan bertajuk Alternative Rock seharga enam ribu rupiah yang dibeli di Jalan Mataram. Ada yang tercuri dari hati. Menyimak begitu suramnya Fake Plastic Tree lebih-lebih ketika Thom Yorke mengerang seperti manusia diamputasi tanpa anastesi. Benar-benar karya yang jenius! Entah Yorke bicara tentang apa, yang jelas aku menyukainya lalu menobatkannya sebagai salah satu soundtrack pilihan membingkai perjalananku dengan bus kota ke sekolah.
      Karena liriknya mengandung timbunan makna instrinsik – berbahasa Inggris british pula, makna dari lagu malang tapi fantastis ini baru terungkap setelah aku iseng-iseng campur ingin tahu lalu mengetik pada kolom keyword Google ‘makna lagu Fake Plastic Tree’. Jadi selama kurang lebih satu tahun aku mendengarkan Fake Plastic Tree, sebenarnya aku tak tahu maknanya, hanya menyukai melodi dan kesan menderitanya lewat perspektif pribadi. Intinya lagu ini berbicara tentang segala macam tipu daya di dunia. Beratkah tema yang diambil Thom Yorke dkk? Sebenarnya tidak, mereka cuma ingin bilang bahwa dunia saat ini dipenuhi dengan orang-orang berlabel fake di jidat mereka. Betapa kini dunia penuh dengan tipu daya.
Hmmmm….lalu apa ada hubungan antara judul artikel dengan lagu Fake Plastic Tree? Tentu ada. Mencuplik sekelumit lirik Fake Plastic Tree, surgery for girls in the eighties…but gravity always win….Tanpa mengurangi rasa terimakasihku kepada Yorke, akan kuputar arah jarum jam menentang kebiasaannya – kembali ketika petama kali surgery diperkenalkan pada dunia kedokteran
Dewasa ini bagi sebagian orang operasi plastik merupakan sebuah kebutuhan primer. Jangan tunda operasi plastik, seperti ada kalimat itu menempel di kamus kehidupan mereka. Kok bisa? Aku melihat ada banyak tersangka dalam kasus membludaknya praktek operasi plastik di kalangan manusia. Aku akan menjatuhkan vonis bersalah kepada arus informasi, perdagangan, dan kelemahan pribadi. Tiga setan itu membuat dunia kian penuh sesak dengan Barbie dan boneka plastik semacamnya. Cantik sih iya, sayangnya fake.
            Oke, kini saatnya membedah tersangka pertama – biangnya segala kegaduhan di ruang operasi yaitu arus informasi. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda (dipetik dari Wikipedia.org). Di manapun seorang manusia berada tanpa pintu ajaib Doraemon pun dia dapat menengok peristiwa-peristiwa yang terjadi di segala penjuru bumi. Semudah itu? Faktanya iya, beberapa pemuja fanatis Miley Cyrus bahkan lebih dekat dengan bintang pujaannya daripada dengan ibu mereka sendiri. Lewat Twitter maupun Facebook seolah-olah tiap pagi selebritis mengucapkan say hello atau sekedar membagi keluh kesah secara personal kepada fans sejatinya. Memang agak gila, tapi kenyataannya seperti itu. Sementara itu televisi menayangkan gadis-gadis porselen tanpa cacat jasmani. Lihat betapa seksinya bibir Angelina Jolie! Jenjang sekali kaki Nona Hilton! Wah rambut Amanda Seyfried  pirang asli! Ckckckckk, Keira, perfect, udah bangir matanya segede jengkol lagi! Jelas dunia tunduk di hadapan mereka. Lalu bagaimana perasaan gadis-gadis biasa seperti aku yang memang oleh Tuhan dicetak berhidung pesek, berkulit sawo matang, rambut hitam arang, bertubuh sebesar mentimun hibrida, setinggi pohon perdu dan lain-lain? Bagaimana nasib gadis-gadis ras Mongoloid dan Negroid yang dihadapkan pada sebuah hukum alam yang kejam : hanya wanita seperti Marylin Monroe saja yang pantas beraksi di layar kaca! Oooopppsss…standar Hollywood! Bukannya rasis, tapi inilah yang terjadi, berkecamuk di benak beberapa gadis yang merasa dirinya seharusnya tidak menjadi dirinya. Dan seiring waktu berjalan, tumpukan mimpi untuk merubah diri semakin menggunung. Ratu-ratu Grammy berseliweran, putri-putri sinetron tampak hebat – sejahat-jahatnya peran yang dimainkan tetap saja cantik, dan lagi Pangeran William menjatuhkan pilihannya kepada Kate Middleton, wanita cantik berkelas, hidungnya bangir, kulitnya putih bersih! Rasanya ada yang salah dengan hidungku! Aku berhak kan menjadi seperti yang ada di televisi dan internet?
            Menguak tersangka kedua yaitu perdagangan. Kupikir dari dua tersangka lainnya perdaganganlah yang paling keji. Mengapa? Dengan taktik yang super jitu, lewat pasar komunikasi para pedagang operasi plastik menjerat korb annya. Atas nama kecantikan, demi kecantikan dan kesempurnaan tenaga-tenaga ahli di bidang bedah plastik dikerahkan ke ruang-ruang operasi yang dewasa ini kian padat pengunjung. Sayang seribu sayang perdagangan tetaplah perdagangan (tapi tidak sema perdagangan), kiblat kebanyakan para penjaja operasi plastik adalah uang – tak lebih dari itu. (presentase kegagalan operasi plastic dunia). Kecantikan itu tak akan pernah ada jika kita sendiri tak merasa percaya diri dan selalu merasa kekurangan. Seribu orang berkata bahwa kita sejuta kali lebih cantik dari ratu sejagad pun tanpa kepercayaan diri kita tetap akan merutuki nasib. 
            Yang ketiga adalah krisis kepercayaan diri. Ini berkaitan erat dengan perdagangan juga lho. Bagi gadis-gadis remaja Korea Selatan, target yang paling utama adalah mengubah mata mereka yang sipit. Memiliki mata besar adalah impian setiap gadis remaja disana dan menjadi kenyataan melalui operasi seharga Rp 8 juta demi sayatan kecil untuk membuat kelopak mata tambahan (rata-rata usia 14 tahun). “Eye Job” alis vermak pada bagian mata seringkali menjadi kado kelulusan dari orangtua kepada anaknya. Canggih ya! Berdasarkan riset yang dilakukan, didapat data yang sangat mengejutkan :
1. 76% wanita korea berumur 20-30tahun sudah melakukan operasi plastik
2. 25% ibu-ibu di korea menyuruh anaknya yg masih berumur 12-16 tahun untuk operasi plastik
3. 95% orang korea yg punya lipatan di kelopak mata adalah hasil operasi plastik semua
4. Di Korea Selatan ada 1200 ahli bedah plastik, namun jumlah itu dianggap masih kurang banyak
5. Rata-rata orang korea menghabiskan 30% penghasilannya untuk operasi plastik
6. Dalam sebuah jajak pendapat, 70% pria juga menginginkan operasi plastik.
            Tidak hanya di Korea saja sebenarnya, negara-negara maju seperti Amerika dan beberapa negara di Eropa juga terserang virus minder yang luar biasa, buktinya jika kita mengunjungi kawasan Beverly Hills akan kita dapati deretan klinik operasi plastik. Selebritis-selebritis Hollywood tidak ketinggalan juga, maklumlah, untuk membentuk daya jual diri mereka. Sering kita jumpai artikel-artikel menggelitik di internet yang membandingkan selebriti pra ketenaran dengan pasca ketenarannya (after-before), jelas wajah mereka yang sekarang merupakan wujud kreasi seni dokter bedah kecantikan.
            Namun seperti kata Thom Yorke, but gravity always win, gravitasi selalu menang. Maknanya takdir Tuhan tak akan terganti. Tuhan mau kita seperti apa, ya suka-suka Tuhan, sayangnyaTuhan seringkali membalas keburukan dengan keburukan juga. Tidak sedikit orang-orang kurang bersyukur yang justru merusak wajah mereka sendiri ketika mereka menginginkan kecantikan yang muncul – bahkan menggadaikan nyawa mereka seperti pada kasus Wang Bei, mantan kontestan Super Girl (semacam American Idol di China). Menurut data American Society of Plastic Surgeons, sebanyak 11 juta orang menjalani bedah plastik pada 2006, atau meningkat 48 persen dibanding tahun 2000. Sebuah studi yang dipublikasikan baru-baru ini oleh jurnal Plastic and Reconstructive Surgery mengungkapkan bahwa komplikasi serius terjadi dalam satu di antara 298 kasus, dan kematian terjadi dari satu di antara 51.459 kasus. Sebagai rambu-rambu agar kita berpikir sejuta kali sebelum memutuskan untuk masuk ke dapur operasi, alangkah baiknya kita paham lebih dulu tentang dampak negative operasi plastic :
1.      Nekrosis adalah kematian jaringan karena kekurangan pasokan oksigen ke daerah dioperasikan.
  1. Hematoma atau lebam dapat terjadi ketika ada pendarahan di bawah kulit dari sayatan yang tidak tertutup dengan benar atau pasien membuka kembali bagian dari insisi, sehingga dapat membentuk genangan darah, akhirnya menyebabkan hematoma. Jika area tersebut tidak dikeringkan, dapat mengakibatkan infeksi.
3.      Kerusakan saraf merupakan kasus ekstrim yang dapat terjadi, ditandai oleh mati rasa dan kesemutan. Pada umumnya kerusakan saraf terjadi tidak lebih dari 1 tahun. Kelemahan atau kelumpuhan otot tertentu mungkin dialami jika saraf yang berkaitan dengan gerakan otot terganggu.
4.      Jenis Lipoisuction (sedot lemak) berlebihan akan menyebabkan gagal jantung.
5.      Butt implant (operasi bokong), lip implant (operasi bibir), sering menyebabkan kasus pecahanya silikon dan kemungkinana silikon akan bergeser ke tempat lain di mana daerah tersebut akan mengalami pembenjolan.
6.      Bucal Fat pad removal (operasi pengangkatan lemak pada pipi), menyebabkan kempot di wajah yang sampai sekarang masih belum ditemukan cara mengobatinya. Ini terjadi pada Madonna.
After all, kita semua memang harus memancing diri untuk menerima kekurangan kita – secara fisik. Semua orang ingin terlihat cantik, tapi apa lantas kita memuaskan diri kita dengan operasi plastik? Tidak, itu salah besar. Terimalah gambar diri kita apa adanya, fokuskan diri kita pada peningkatan inner beauty dan kebahagiaan akan menjadi menjadi milik kita. Ingat kata Thom Yorke, ­but gravity always win. Buang kata fake dari jidat kita.
           




0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © Gula Jawa. All Rights Reserved.
Blogger Template designed by Simple Blogger Tutorials. Distributed by Blogger Templates